DSantri.ID, Jambi– Lembaga Pendidikan Islam Modern Diniyyah Al Azhar Jambi yang sudah berusia hampir setengah abad telah membawa pendidikan Islam di Jambi menarik perhatian masyarakat Nasional bahkan Internasional. Santri datang dari berbagai daerah di dalam provinsi Jambi, luar provinsi seperti Sumatera Barat, Riau, Kepuluan Riau, Bengkulu, Aceh, Sumatera Selata bahkan dari luar negeri seperti Thailand, Papua new Guinea. Perkembannya telah menjadikan sekolah ini menjadi Pusat Pendidikan Islam Terbesar dan dengan unit pendidikan terlengkap di provinsi Jambi. Pengaruhnya sangat besar sebagai inspirator pendidikan modern Islam modern di Provinsi Jambi dan juga lahirnya banyak model pendidikan yang sama.
Diniyyah Al-Azhar yang memiliki ciri khasnya memiliki banyak inovasi tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman ini menyatakan kesiapan penuh untuk mengimplementasikan konsep Ruhiologi secara sistemik dan menyeluruh ke dalam seluruh program dan kegiatan sekolah. Langkah ini menjadikan Diniyyah Al Azhar sebagai laboratorium pendidikan ruhani pertama di Indonesia yang menerapkan pendidikan holistik berbasis nilai-nilai Islam yang terintegrasi dengan pendekatan ilmiah dan spiritual kontemporer.
Konsep Ruhiologi, yang digagas oleh Prof. Iskandar Nazari, Ph.D, Guru Besar Psikologi Pendidikan dan Founder Ruhiologi, menekankan pentingnya dimensi ruh sebagai sumber kecerdasan tertinggi dalam diri manusia. Ruhiologi mengintegrasikan lima kecerdasan utama: IQ (Intelektual), EQ (Emosional), SQ (Spiritual), AI (Artificial Intelligence), dan RQ (Ruhiology Quotient)—yang seluruhnya disinergikan melalui pusat energi ruhani (GodLight) sebagai penggerak utama pendidikan yang bermakna.
Ruhiologi adalah paradigma pendidikan yang dikembangkan oleh Prof. Iskandar Nazari. Ia menempatkan ruh sebagai pusat kecerdasan manusia, menyatukan IQ, EQ, SQ, AI, dan RQ (Ruhiology Quotient), dengan tujuan membentuk generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual tinggi, akhlak mulia, dan ketahanan moral dalam menghadapi era modern.
“Pendidikan bukan sekadar soal transfer pengetahuan, tapi transformasi jiwa. Dengan Ruhiologi, kami ingin menciptakan generasi yang cerdas, berakhlak dan berkesadaran tinggi,” ujar Prof. Iskandar dalam orasi ilmiahnya berjudul "Restorasi Ruhiologi dalam Pendidikan Holistik Abad 21" yang disampaikan di Auditorium UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Rabu 14 Mei 2025.
Menurutnya, Diniyyah Al-Azhar sangat ideal sebagai lembaga pendidikan Islam Modern yg Holistik menjadi referensi Ummat untuk kemajuan peradaban Ummat abad21. Hampir setengah abad berdirinya Diniyyah Al-Azhar membawa pendidikan Islam di Provinsi Jambi berada di posisi yang membanggakan dengan telah menghadirkan pendidikan islam holistik yang dapat menjadi model bagaimana internalisasi ruhiologi dalam setiap program dan kegiatan pembelajarannya.
Di tengah derasnya arus globalisasi, kemajuan teknologi, dan krisis nilai yang melanda generasi muda, Diniyyah Al Azhar menilai bahwa sistem pendidikan konvensional yang berorientasi pada akademik semata tidak lagi cukup. Dibutuhkan pendekatan baru yang mampu membangun manusia seutuhnya—yang tidak hanya berpikir kritis, tapi juga memiliki ketajaman nurani dan integritas spiritual.
Direktur Pendidikan Diniyyah Al Azhar Indonesia, Ust. H. Hafizh El Yusufi, S.Pd., MM, menyambut baik implementasi internalisasi Ruhiologi di Diniyyah Al Azhar Jambi untuk menguatkan program- program yang sudah berjalan dalam mewujudkan model pendidikan yang menyatu antara ilmu, iman dan adab. “Kurikulum harus menyentuh jiwa. Guru bukan sekadar pengajar, tapi pembimbing ruhani (Murobbi). Evaluasi bukan hanya nilai kognitif, tapi juga karakter dan kesadaran spiritual,” tegasnya.
Implementasi inernalisasi Ruhiologi di Diniyyah Al Azhar terwujud dalam lima pilar prioritas:
1. Pembinaan Akhlak Islami: Pembentukan karakter melalui pembiasaan adab, kejujuran, dan kesadaran ruhani.
2. Tahfiz Al-Qur’an yang reflektif: Hafalan Qur’an dipadukan dengan tafakur dan pemaknaan.
3. Penguasaan Bahasa Arab dan Inggris: Sebagai alat dakwah dan jembatan komunikasi peradaban.
4. Prestasi dan Literasi bernilai ibadah: Ilmu sebagai cahaya dari Allah, bukan sekadar alat kompetisi.
5. Kesadaran Ibadah dan Spiritualitas: Shalat berjamaah, dzikir, refleksi ruhani, dan pembinaan ibadah yang khusyu’.
Kelima pilar ini dijalankan dengan pendekatan transintegratif, menggabungkan aspek intelektual, emosional, spiritual, dan teknologi dalam satu sistem nilai berbasis ruh.
Untuk memastikan nilai-nilai Ruhiologi benar-benar hidup dalam keseharian siswa, Diniyyah Al Azhar menyusun program unggulan dalam tiga skema waktu:
• Harian: Dzikir dan doa pagi, tafakur sebelum pelajaran, jurnal ruhani, dan pembiasaan akhlak.
• Mingguan: Mentoring ruhani, praktik satu nilai adab, dan literasi Qur’ani tematik.
• Bulanan: Majelis Cahaya Hati, aksi sosial, rihlah ruhani, dan kelas inspirasi bersama tokoh-tokoh spiritual dan intelektual.
Menurut Prof. Iskandar, kunci keberhasilan implementasi internaliasi Ruhiologi adalah kesatuan visi antara kurikulum, budaya sekolah, peran guru, keterlibatan orang tua, dan kepemimpinan ruhani. Sekolah tidak hanya menjadi ruang belajar, tapi ruang penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) yang damai, estetik, dan penuh teladan memlaui: Sinergi Sistemik dan Kolaboratif “Ruhiologi tidak berdiri sendiri, tapi menyatu dalam sistem. Ini bukan proyek individu, melainkan gerakan bersama membangun peradaban pendidikan,” ujarnya.
Internaliasi Ruhiologi akan diterapkan secara bertahap, menyempurnakan dan hadir masuk ke sendi-sendi setiap Aktifitas sekolah yang diharapakan akan berdampak signifikan terhadap peserta dan pendidik: peningkatan kedisiplinan, empati sosial, ketenangan batin, serta kemampuan reflektif dan spiritual yang mendalam. Model ini diharapkan menjadi rujukan nasional bagi lembaga pendidikan Islam modern di Indonesia.
“Kami siap berbagi praktik baik ini ke seluruh Indonesia. Dari Jambi, semoga Ruhiologi menyala dan menebar cahaya,” tutup Hj. Rosmaini, M.Pd.I, Pembina Yayasan Diniyyah Al Azhar Jambi, yang sejak awal mendorong transformasi ini dengan penuh dedikasi.
Dari Jambi, gerakan pendidikan ruhani dimulai. Dari Diniyyah Al Azhar, cahaya Ruhiologi menyinari arah baru pendidikan Indonesia.