DSantri.ID – Sadari, era abad 21 perlu saling kolaborasi.
Tidak ada lembaga pendidikan yang bisa maju sendiri tanpa kolaborasi. Itulah fakta realita yang harus dihadapi era abad 21 ini. Sudah tidak zamannya lagi berkompetisi maju sendiri tapi bermitra satu sama lain saling mengisi kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk maju secara bersama karena persoalan yang melibatkan objek generasi bangsa ini membutuhkan kemampuan kolaborasi melibatkan banyak pihak agar kemajuan nantinya dapat dirasakan menyeluruh. Kolaborasi menjadi kemampuan sangat penting dibandingkan semangat berkompetisi yang hanya untuk maju sendiri.
Menyadari realita inilah, tiga lembaga Perguruan Diniyyah (Pekanbaru-Lampung-Jambi) yang berakar mula dari sistem pembinaan Pesantren Diniyyah Putri Padang Panjang, membentuk forum diskusi bersama pada hari Sabtu (21/6/2025) di ruang Senat Universitas Yarsi Jakarta. Forum diskusi yang dikenal "School Development Forum" ini mengusung tema "Bersatu, Bermutu, Melangkah Maju". Semangat forum ini tak terlepas dari upaya mengikuti jejak semangat sang pendiri Diniyyah Putri Padang Panjang Rahmah El Yunusiah yang tak kenal lelah, sekaligus tokoh inspirasi bersama bagi para murid-murid yang telah tersebar dari berbagai kalangan profesi dan lokasi di negeri ini.
Bagi Diniyyah Pekanbaru-Lampung dan Jambi, sosok sang pendiri yang telah menjadi pahlawan nasional saat ini adalah sosok teladan sangat penting, karena profesi mereka yang selaras dengan apa yang menjadi cita-cita yang dijalani beliau dimasa lalu dalam memajukan kualitas pendidikan anak-anak bangsa, terutama kaum perempuan.
"Pembukaan jurusan perkuliahan khusus perempuan di Universitas Al Azhar Mesir tidak terlepas dari inspirasi Diniyyah Puteri Padang Panjang yang dibaliknya ada sosok Rahmah El Yunusiah ketika Grand Syeikh Al Azhar Mesir berkunjung ke Diniyyah puteri di tahun 1955", ujar Prof. Dr. Fasli Jalal, Sp GK, Ph.D disela-sela penyampaian materinya.
Diakui, mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional Era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang telah dinobatkan sebagai penasehat bagi semua Perguruan Diniyyah, bahwa eksistensi lembaga pendidikan hasil tempaan Rahmah El Yunusiah sudah selayaknya selalu menjaga peran positif peningkatan kualitas pendidikan anak bangsa di mata dunia.
"Apalagi rangking Indonesia pada human capital indeks (IMM) tahun 2020 pada peringkat 96 dari 193 negara dunia. Kalah jauh dibandingkan indeks negara tetangga seperti; Singapura rangking 1, vietnam 34, Malaysia 68 dan Thailand 69", tukasnya.
Sementara itu, Direktur Dikti Analisis Kebijakan Ahli Utama Pusat Penguatan Karakter Kemendikdasmen RI Ir. Hendarman, MSc, Ph.D juga memberikan penguatan materi forum diskusi.
"Tidak bijak lagi jika pendidikan karakter diserahkan sepenuhnya hanya ke sekolah tapi perlu juga membangun kolaborasi dengan keluarga, masyarakat dan media sebagai catur pusat pendidikan masa saat ini", ungkapnya.
Senada dengan itu, Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikdasmen RI Putra Asga Elevri, M.Si menekankan pentingnya proses pembelajaran yang menyesuaikan tantangan zaman saat ini. "Model pembelajaran Deep Learning dan Coding AI, yang sedang dikembangkan pemerintah saat ini sudah benar harus dikuasai para guru, guna menyikapi situasi karakter peserta didik masa kini yang penuh tantangan", ujarnya.
Kegiatan "School Development Forum" berlangsung sehari penuh, diawali materi pencerahan dari beberapa pakar pendidikan nasional yang dihadirkan. Selanjutnya saling berbagi informasi, permasalahan dan solusi dari masing-masing lembaga Perguruan Diniyyah.
"School Development Forum" ini seharusnya beranggotakan 4 lembaga pendidikan Pesantren Diniyyah yaitu; Diniyyah Putri Padang Panjang, Diniyyah Putri Lampung, Diniyyah Putri Pekanbaru, dan Diniyyah Al Azhar Indonesia. Hanya saja, Pimpinan Diniyyah Putri Padang Panjang berhalangan hadir karena sedang melaksanakan tugas penelitian program doktoralnya dan berkomitmen untuk hadir pada forum diskusi selanjutnya.
Hasil forum diskusi ini menetapkan ketua forum sementara, yaitu Ketua Yayasan Pendidikan Diniyyah Puteri Lampung Dr. H. Iskandar Syukur, MA. Selain itu, hasil forum juga melahirkan beberapa putusan penting poin kerjasama. Beberapa poin kerjasama meliputi; 1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), 2) Pelaksanaan bersama Praktek Pengabdian Masyarakat (PPM) santri Kelas akhir Madrasah Aliyah, 3) Program berbagi informasi beasiswa dan penerimaan pelajar luar negeri, 4) Perkemahan pramuka bersama, 5) dan Penguatan pengembangan kurikulum.
Ketua Yayasan Diniyyah Putri Lampung Dr. H. Iskandar Syukur, MA dan Ketua Yayasan Diniyyah Pekanbaru Dr. Hj. Hasnati, SH, MH serta Ketua Yayasan Pondok Pesantren Diniyyah Jambi Dra. Hj. Rosmaini MS, M.Pd.I telah menyatakan komitmen bersama menyambut positif atas terbentuknya forum diskusi ini.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyyah Al Azhar Indonesia H. Muhammad Hafizh El Yusufi, MM menyatakan bahwa forum ini memiliki banyak manfaat yang bisa didapatkan dan dikembangkan ke depan.
"Harapan kita forum ini mampu melahirkan poin-poin kesepakatan kerjasama yang implementatif, bukan semata publikatif. Adanya saling berbagi keunggulan, dan komitmen untuk maju bersama", ujarnya.
Forum diskusi ini diikuti 30 peserta yang berasal dari tiga lembaga Perguruan Diniyyah. Melibatkan para Pengurus Yayasan, Pimpinan Pondok, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah.
Diakui pimpinan muda yang juga menjabat ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Provinsi Jambi ini bahwa forum diskusi tidak hanya berhenti disini tapi akan terus berkelanjutan.
"Pada September mendatang kita akan kuatkan lagi pembentukan forum ini di Diniyyah Pekanbaru, InsyaAllah kita berharap semua Pimpinan Diniyyah baik dari Padang Panjang, Lampung, Pekan baru Dan Jambi bisa hadir secara bersama kembali sehingga forum diskusi lembaga para alumni Diniyyah ini semakin menguat", ujarnya.