Seminar Parenting Diniyyah Al-Azhar Jambi Hadirkan Ustadz Erick Yusuf, Ini Pesannya

- Senin, 28 Agustus 2023, 03:29 PM
Ust Erick Yusuf dan Ust H Moch Hafizh El-Yusufi MM

DSantri.ID, Jambi - Diniyyah Al-Azhar Jambi menggelar seminar parenting yang ditujukan kepada wali murid baik SD IT, TK Islam, SMP IT dan SMA IT Diniyyah Al-Azhar Jambi. Seminar kali ini mengangkat tema "Keterbukaan dan keharmonisan dalam hubungan orang tua-anak".

Kegiatan dipusatkan di Masjid Diniyyah Al-Azhar Jambi, Ahad (26/8), dihadiri Ketua Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Umi Hj Dra Rosmaini MS, M.Pd.I, Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Ust H.Moch Hafizh El-Yusufi, S.Pd.I, MM, serta kepala unit pendidikan di masing-masing tingkat.

Kegiatan diawali dengan pembacaan Tartil Al Qur'an oleh siswa Diaz. Pembacaan Surah Ar Rahman dilakukan dua siswa Diniyyah Al-Azhar Jambi.

 

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Direktur Pendidikan Ust H.Moch Hafizh El-Yusufi, MM. Dalam kesempatan itu ada beberapa poin yang disampaikan diantaranya Ustadz Erick Yusuf merupakan Dai dan juga sebagai pengurus MUI di bidang seni dan budaya.

Kemudian, dengan parenting ini dapat terus dikuatkan dan dimaksimalkan, sehingga menjadi jaminan dalam kesuksesan dalam mendidik anak kita. 

 

Parenting ini merupakan cara penyamaan persepsi antara orang tua murid dan sekolah dalam mendidik anak peserta didik. Saking pentingnya parenting ini, maka sempatkan hadir mengikuti acara ini. Semoga bapak ibu wali murid di bulan September dan November dapat mempersiapkan diri untuk kegiatan parenting lainnya. 

"Banyak orang tua murid kaget dengan anaknya, pasalnya di rumah alim dan sopan, namun ketika di sekolah ternyata berbeda. Maka ini ada sesuatu yang tidak terbuka," katanya. 

 

"Perlu saya sampaikan bahwasanya pembinaan itu lebih penting daripada sekedar pembelajaran," tambahnya.

 

Tujuh tahun silam Diniyyah Al-Azhar menerapkan kurikulum PPK di tingkat SD, banyak orang tua yang protes, kenapa anak di sekolah banyak kegiatan yang masih bermain-main saja. Kenapa anak masuk SD, kok banyak kegiatan yang bukan belajarnya. 

 

"Padahal melatih kedisiplinan, melatih tanggungjawab, melatih asa kemandirian, itu tidak bisa disampaikan hanya melalui teori. Mesti harus disampaikan melalui praktikum langsung," terangnya.

"Apapun program yang ditujukan ke anak didik, insya Allah merupakan latihan untuk mereka menjadi seorang pemimpin di masa yang akan datang," ungkap beliau. 

 

Dilanjutkan dengan pesan dan surat cinta dari ananda siswa Diniyyah Al-Azhar yang dibimbing oleh Ustadzah Subhi Handayani. 

 

Namun perdana, surat cinta itu dibaca oleh Ustadz Hafizh dihadapan audiens yang hadir. Berikut beberapa penggalan isi surat dari siswa Diniyyah Al-Azhar yang namanya disamarkan.

 

"Aku ingin mengucapkan terima kasih kembali karena mama sudah merawat ku hingga 12 tahun, terima kasih ma, atas semuanya, selalu mendukung aku, selalu semangati aku, terima kasih ya ma karena sudah membimbing dan menyayangi aku sampai saat ini. Terima kasih ya ma sudah merawat aku sejak kandungan 9 bulan bertahan sakit untuk supaya aku bisa lahir, selamat dan sehat. Terima kasih ya ma atas semua yang diberikan, aku sayang banget sama mama"

 

Mama tahu suatu saat aku akan sukses, maka aku akan bawa kemana saja yang mama mau. Aku akan bawa mama ke mall, pokoknya aku akan selalu bersama mama apapun keadaannya. 

 

Maaf ya, aku belum bisa menjadi anak yang baik buat mama, maaf ya ma, aku sering nglawan mama. Maaf aku selalu bikin mama capek atas tingkah lakuku. Aku tahu mama sayang banget dengan aku. Semoga mama selalu diberi kesehatan, sehingga bisa nemami aku hingga dewasa. Sehat sehat ya ma, aku sayang banget sama mama,".

 

Penggalan diatas merupakan sebuah surat cinta dari seorang siswa Diniyyah Al-Azhar kepada orang tuanya. 

 

Acara dilanjutkan dengan penampilan nasyid dari siswa SMA IT Diniyyah Al-Azhar Jambi. 

Kegiatan puncak, penyampaian materi parenting oleh Ustadz Erick Yusuf. Ada beberapa poin yang disampaikan adanya perang pemikiran dan secara tidak langsung dengan terjadinya perbudakan cara berfikir. Kita dituntun dan dibawa serta dibelokkan dengan pemahaman bahwa anak hanya membutuhkan kualitas waktu. Ternyata tidak. Anak anak juga butuh kuantitas waktu bersama orang tuanya.

 

Ada konsep yang terkenal yakni The power repetition atau disebut dengan konsep kekuatan pengulangan.

 

"Coba tanya dengan ustadz Hafizh, bagaimana seorang huffazh yakni menghafal Al-Qur'an. Harus berulang ulang, muroja'ah yakni harus diulang terus menerus. Kenapa diulang, karena secara fitrah akal pikiran kita itu menyimpan sesuatu yang berulangkali. Karena sesuatu yang diulang adalah sesuatu yang penting. Jadi jika mengaji terus, zikir terus dan berbuat kebaikan terus maka akal berfikir ini penting dan simpan dalam memori," terang Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Islam di Majelis Ulama Indonesia (MUI).

 

Dan jika ini terus berlanjut maka masuklah ke alam bawah sadar kita. Maka itulah yang menjadi refleksi kita. Para ulama memahami refleks itu adalah akhlak. Karena itu bermula dari pembiasaan. 

 

"Ta'limul Muta'alim, pentingnya adab sebelum Ilmu. Saya yakin di Diniyyah Al-Azhar, pasti adab hal yang didahulukan. Karena kita yakin jika adab didahulukan, baru ilmu yang masuk maka itulah yang utama," ujarnya.

"Akhlak yang baik itu muncul karena pembiasaan baik, jadi pembiasaan itu penting. Maka bukan hanya kualitas waktu namun terpenting adalah kuantitas waktu kebersamaan kita," katanya. (redaksi)


Tags

Artikel Terkait

X